Beranda | Artikel
Cara Mandi Junub Nabi (dalam 3 Menit) - Syaikh Shalih al-Luhaidan #NasehatUlama
Rabu, 21 September 2022

Diriwayatkan dari Maimunah, istri Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,
semoga Allah meridainya, dia berkata,
“Saya mendekatkan untuk Rasulullah Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
air untuk beliau mandi junub.
Beliau mencuci kedua telapak tangannya sebanyak dua kali atau tiga kali,
kemudian memasukkan tangannya ke dalam bejana,
lalu menyiram kemaluannya dengannya,
dan mencucinya dengan tangan kirinya,
kemudian memukulkan telapak tangan kirinya ke tanah
dan menggosokkannya kuat-kuat.
Setelah itu beliau berwudu seperti wudu untuk salat,
lalu menyiramkan air ke atas kepala beliau tiga kali cidukan,
yang setiap cidukannya sepenuh telapak tangan beliau.
Setelah itu beliau membasuh seluruh tubuhnya,
kemudian berpindah dari tempatnya itu
lalu membasuh kedua kakinya.
Kemudian, aku ambilkan handuk untuk beliau, akan tetapi beliau menolaknya.” (HR. Muslim)
Hadis ini menjelaskan tata cara mandi junub.
Adapun ketika dia menawarkan handuk, hal ini menunjukkan bahwa
hal itu diperbolehkan, sebagaimana beliau diberi handuk.
Namun, Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam menolaknya
agar orang-orang mengetahui bahwa hal itu bukanlah kewajiban.
Dalam hadis ini, Maimunah—semoga Allah meridainya dan membuatnya rida—mengatakan
bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam membasuh kedua telapak tangannya.
Maimunah berkata, “… dua kali atau tiga kali.”
Akan tetapi yang lebih tepat adalah tiga kali,
karena hadis yang lain menyebutkan, “Janganlah seseorang memasukkan tangannya ke bejana
kecuali setelah membasuhnya tiga kali.” (HR. Muslim)
Ini menjelaskan bahwa yang diperintahkan adalah membasuh telapak tangan tiga kali
sebelum memasukkannya ke dalam air.
Setelah itu, Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam memasukkan telapak tangan kanannya,
sedangkan tangan kirinya digunakan untuk mensucikan dan membersihkannya.
Setelah beliau selesai melakukan hal-hal terkait membersihkan kemaluan,
beliau menggosokkan tangannya ke tanah
dengan gosokan yang kuat, hingga bersih apa yang menempel
di sela-sela jari berupa kotoran-kotoran setelah bersetubuh.
Orang-orang waktu itu tidak memiliki zat tertentu untuk membersihkannya
melainkan dengan menggosokkan tanah, demikianlah cara membersihkan tangan.
Jadi, jika ada pembersih lain selain tanah untuk membersihkannya,
maka hal itu sudah cukup, baiklah.
Semoga Allah limpahkan kebaikan untuk Anda.
Setelah menyelesaikannya, dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa Nabi berwudu.
Beliau mencuci mukanya,
berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung tiga kali,
lalu membasuh kedua tangannya tiga kali tiga kali,
kemudian menyiram air ke kepala beliau Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
Setelah itu, beliau bergeser dari tempat berdirinya,
yakni dari atas tempat beliau mandi,
karena beliau berada di atas tanah dan air mengalir dari tubuhnya,
air mengalir dan masih menetes darinya,
sehingga beliau berpindah untuk membasuh kakinya
di atas air yang belum tercampur dengan air yang telah beliau gunakan untuk mensucikan tubuhnya.
Semoga Allah limpahkan kebaikan untuk Anda. Kemudian perkataannya,
“Lalu memukulkan telapak tangan kirinya ke tanah dan menggosokkannya kuat-kuat.”
Ini adalah menggosokkan tangan kiri yang digunakan untuk membersihkan kemaluan.
Beliau menggosokkan dua atau tiga kali tangan tersebut ke tanah
untuk menghilangkan sesuatu yang mungkin masih menempel di jari atau di sela-selanya.
Semoga Allah limpahkan kebaikan untuk Anda.

====

عَنْ مَيْمُونَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَرَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ

أَدْنَيْتُ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

غُسْلَهُ مِنْ الْجَنَابَةِ

فَغَسَلَ كَفَّيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا

ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ

ثُمَّ أَفْرَغَ بِهِ عَلَى فَرْجِهِ

وَغَسَلَهُ بِشِمَالِهِ

ثُمَّ ضَرَبَ بِشِمَالِهِ الْأَرْضَ

فَدَلَكَهَا دَلْكًا شَدِيدًا

ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ

ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ

كُلَّ حَفْنَةٍ مِلْءُ كَفِّهِ

ثُمَّ غَسَلَ سَائِرَ جَسَدِهِ

ثُمَّ تَنَحَّى عَنْ مَقَامِهِ ذَلِكَ

فَغَسَلَ رِجْلَيْهِ

ثُمَّ أَتَيْتُهُ بِالْمِنْدِيلِ فَرَدَّهُ

هَذَا الْحَدِيثُ يُبَيِّنُ كَيْفِيَّةَ الْغُسْلِ مِنَ الْجَنَابَةِ

وَإِتْيَانُهَا بِالْمِنْدِيلِ يَدُلُّ عَلَى أَنَّهَا

شَأْنُهَا أَنَّهُ يُؤْتَى بِالْمِنْدِيلِ أَنَّهُ يَجُوزُ

لَكِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَدَّهُ

لِيَعْلَمَ النَّاسُ أَنَّ هَذَا لَيْسَ بِوَاجِبٍ

فِيهِ ذَكَرَتْ صَلَّى اللهُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا وَأَرْضَاهَا

أَنَّ النَّبِيَّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ غَسَلَ كَفَّيهِ

هِيَ قَالَتْ مَرَّتَيْنِ ثَلَاثًا

وَالْأَقْرَبُ أَنَّهُ ثَلَاثٌ

لِأَنَّ الْحَدِيثَ الْآخَرَ: فَلاَ يُدْخِلُ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ

حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا

تُبَيِّنُ أَنَّ الْمَطْلُوبَ غَسْلُ الْيَدَيْنِ ثَلَاثًا

قَبْلَ إِدْخَالِ اليَدَيْنِ فِي الْمَاءِ

ثُمَّ بَعْدَ ذَلِكَ أَدْخَلَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ الْيُمْنَى

وَيُفْرِغُ عَلَى فَرْجِهِ

وَيَدُهُ الْيُسْرَى تَعْمَلُ بِالتَّطْهِيرِ وَالتَّنْظِيفِ

فَلَمَّا انْتَهَى مِمَّا يَتَعَلَّقُ بِالْاِسْتِنْجَاءِ

دَلَكَ يَدَهُ بِالتُّرَابِ

دَلْكًا شَدِيدًا يَعْنِي حَتَّى يَزُولَ مَا يَدْخُلُ

بَيْنَ الْأَصَابِعِ مِنْ آثَارِ ذَلِكَ الْجِمَاعِ

فَالنَّاسُ مَا عِنْدَهُمْ وَسَائِلُ تَنْظِيفٍ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ

إِنَّمَا الدَّلْكُ بِالتُّرَابِ هُوَ الَّذِي يُنَقِّي الْيَدَيْنِ

فَإِذَا وُجِدَ مَا يُنَظِّفُ الْيَدَيْنِ مِنْ دُونِ التُّرَابِ

فَإِنَّ ذَلِكَ يُجْزِئُ نَعَمْ

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ

ثُمَّ لَمَّا انْتَهَى فِي بَعْضِ الْأَلْفَاظِ النَّبِيُّ تَوَضَّأَ

غَسَلَ وَجْهَهُ

ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ثَلَاثًا

ثُمَّ غَسَلَ يَدَيْهِ ثَلَاثًا ثَلَاثًا

ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى رَأْسِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

ثُمَّ بَعْدَ ذَلِكَ تَحَوَّلَ مِنْ مَوْقِفِهِ

مِنْ مَحَلِّ مُغْتَسَلِهِ

لِأَنَّهُ عَلَى التُّرَابِ وَالْمَاءُ يَنْزِلُ مِنْ جَسَدِهِ

يَسِيرُ مَاءٌ مَا يَزُولُ مَاءٌ مِنْهُ

فَتَحَوَّلَ حَتَّى يَغْسِلَ قَدَمَيْهِ

عَلَى مَاءٍ لَمْ يَكُنْ اخْتَلَطَ بِهِ مَاءٌ تَطَهَّرَ بِهِ مِنْ جَسَدِهِ نَعَمْ

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ ثُمَّ قَوْلُهُ

ثُمَّ ضَرَبَ بِشِمَالِهِ الْأَرْضَ فَدَلَكَهَا دَلْكًا شَدِيدًا

هَذَا دَلْكُ الْيَدِ الشِّمَالِ الَّتِي اسْتَنْجَى بِهَا

ثَلَاثًا أَوْ اثْنَينِ دَلَكَ هَذِهِ الْيَدَ فِي التُّرَابِ

حَتَّى يَزُولَ مَا يَكُونُ قَدْ عَلِقَ بِالْأَصَابِعِ أَوْ بَيْنَهُمَا

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ


Artikel asli: https://nasehat.net/cara-mandi-junub-nabi-dalam-3-menit-syaikh-shalih-al-luhaidan-nasehatulama/